Peran Ayah dalam Keluarga

Tampaknya tidak semua orang memahami apa peran seorang ayah. Pernah saya bertanya kepada beberapa rekan dan teman perihal itu. Tidak ada satupun yang dapat memberi jawaban yang tajam.

Lalu pertanyaannya adalah: “Apakah peran ayah tidak diperlukan dalam perkembangan dan kehidupan anak?”

Setelah googling sana-sini , membaca artikel dan buku-buku saku tentang pendidikan anak, barulah tergambar jelas peran keayahan dalam pendidikan dan perkembangan anak. Uniknya, peran ayah lebih bersifat abstrak daripada peran ibu.

Kita sering mendengar istilah-istilah yang menjelaskan peran besar ibu dalam pendidikan anak, sangat mudah kita identifikasi. Lalu apakah peran ayah terlalu kecil untuk dianggap sebagai suatu “peranan”? Mari kita coba uraikan bagaimana peranan ayah dengan menegaskan bahwa setiap anak adalah haus akan pelajaran baru. Setiap anak akan berusaha mengikuti apa yang diucapkan, dilakukan, menghadapi suatu kondisi, serta menyelesaikan masalah dari perilaku orang tuanya.

  1. Ayah adalah seorang pembangun kestabilan mental. Karakter laki-laki yang lebih tahan banting secara emosional, hal ini tercermin dalam kehidupan sehari-hari keluarga. Laki-laki harus diakui memiliki daya analisa yang tajam, sementara perempuan lebih sensitif dan perasa. Dalam kondisi berat, seorang ayah lebih tahan banting.
  2. Ayah adalah seorang pembangun keberanian. Harus diakui bahwa laki-laki memiliki adrenalin yang tinggi. Perempuan kalah jauh dalam hal ini. Seringkali ayah memperlakukan sesuatu sampai pada batas sesaat sebelum batas akhir. Seorang ayah masih dapat melempar-lempar anaknya keatas dalam taraf yang “terhitung” dan aman, padahal, seorang ibu biasanya tidak berani melakukan hal ini. Ini penting untuk membangun keberanian.
  3. Ayah pemberi contoh pemecahan masalah. Umumnya, laki-laki merupakan think-thank sebuah organisasi (termasuk keluarga). Seringkali ayah memberikan solusi atas hal yang seringkali dianggap tidak mungkin.
  4. Ayah penentu standar maskulinitas. Seorang ayah yang baik dalam memperlakukan keluarga akan menghasilkan anak yang tidak ringan tangan maupun ringan mulut. Ayah sebagai figur “kekuasaan” di rumah, dapat menjadi standar identifikasi kekuasaan bagi anak, apakah kekuasaan itu dengan fisik, dengan ucapan yang keras, dengan bahasa tubuh, dengan marah-marah, dengan ancaman, ataukah dengan elegan. Bagi anak laki-laki itu sebagai standar tingkah laku maskulinitas terhadap keluarganya kelak. Bagi anak perempuan, itu merupakan penentu standar minimal dalam mencari pasangan.
  5. Ayah pemberi warna cara mengambil keputusan. Semakin berumur, laki-laki akan semakin bijaksana dan arif. Perkataan ayah terkadang lebih didengar daripada perkataan ibu.

Mungkin masih banyak hal terkait itu, saya pun masih mencari. Baru itu yang dapat saya identifikasi. Tentunya, ibu juga memiliki sifat-sifat di atas. Namun demikian, peran ibu dalam hal itu lebih sedikit daripada ayah, sebagaimana sedikitnya peran ayah menimang dan menyusui anak.

Well, mungkin kita bisa lebih baik memperlakukan ayahku. Sayangnya, ini baru dapat diidentifikasi saat aku sudah dewasa. Sedangkan, sewaktu kecil, hanya ibu yang aku anggap paling berharga. Padahal, dua-duanya sama-sama berharga. Aku lahir dan tumbuh dari rahim ibu, tapi tanpa benih ayah pun aku tidak akan ada.

Selamat datang padaku di dunia keayahan. Sebuah realita yang perlu dijalani dengan benar.

* * *

7 responses to “Peran Ayah dalam Keluarga

  1. Ping balik: Arti Penting Seorang Ayah « Peran Ayah Dalam Keluarga

  2. Tidak adil jika kita mengabaikan peran ayah yang begitu besar dalam kelestarian keluarga.. dalam tulisan ini,, kita semakin disadarkan tentang hal tersebut

  3. minta referensi yg dipake untuk menulis peran ayah dalam keluarga ini dunk… pake bukux sp? penerbit? soalx butuh,bwt nyusun skripsi, makasi ya sebelumnya

  4. Assalamu ‘alaikum … salam kenal mbak… saya dari Makassar, nyari2 artikel ttg peran keayahan … dpt postingan ini … bagus … makasih dipublish spy yg lain bisa nambah2 ilmu jg … krn katanya Indonesia is ‘a fatherless country’ … kurang yg paham dan menerapkan peran keayahan ….

    Wassalam …

Tinggalkan Balasan ke pieramdani Batalkan balasan